Sabtu, 20 April 2013

Tugas Bahasa Indonesia 2 ( Penalaran Deduktif )


PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut denganconsequence (konklusi).
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.

Menarik Simpulan Secara Langsung

Merupakan simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tidak langsung.

Contoh Menarik Simpulan secara Langsung

A.Semua S adalah P. (Premis)
Sebagian P adalah S. (Simpulan)
Contoh :
1) Setiap burung dapat terbang.
Sebagian yang terbang adalah burung.
2) Semua mobil adalah beroda empat.
Sebagian yang beroda empat adalah mobil.

B. Tidak satu pun S adalah P. (Premis)
Tidak satu pun Padalah S. (Simpulan)
Contoh :
1) Tidak satu pun karyawan SWASTA adalah PNS
Tidak satu pun PNS adalah karyawan BUMN
2) Tidak satu pun jin adalah setan
Tidak satu pun setan adalah jin

C. Semua S adalah P. (Premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (Simpulan)
Contoh :
1) Setiap hewan adalah makhluk bernafas.
Tidak satu pun hewan adalah makhluk tak bernafas.
2) Semua mobil adalah memiliki roda empat.
Tidak satu pun mobil adalah tidak memiliki roda

D. Tidak satu pun S adalah P. (Premis)
Semua S adalah tak-P. (Simpulan)
Contoh :
1) Tidak satu pun babi adalah sapi.
Semua babi adalah bukan sapi.
2) Tidak satu pun rumah adalah gedung.
Semua rumah adalah bukan gedung.

E. Semua S adalah P. (Premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (Simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S.
Contoh :
1) Semua burung adalah binatang yang bisa terbang.
Tidak satu pun burung adalah binatang tidak bisa terbang.
Tidak satu pun binatang yang tidak bisa terbang adalah burung
2) Semua kaktus adalah berduri.
Tidak satu pun kaktus adalah tidak berduri.
Tidak satu pun yang tidak berduri adalah kaktus.
Menarik Simpulan Secara Tidak Langsung
Merupakan penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai berikut:

1.      Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan.
Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus disebut premis minor.
Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simulan disebut term mayor.

Contoh 1 :
Semua dosen adalah pengajar
Sebagian karyawan adalah dosen
Jadi, sebagian karyawan adalah pengajar

Contoh 2 :

Semua manusia bijaksana.
Semua polisi adalah manusia.
Jadi, semua polisi bijaksana.

Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut :
a.       Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term mayor, term minor dan term menengah.
b.      Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor dan simpulan.
c.       Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
d.      Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
e.       Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
f.       Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu kesimpulan.
g.      Bila salah satu premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
h.      Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negatif tidak dapat ditarik satu kesimpulan.

2.      Silogisme Hipotesis

Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri dari premis mayor yang berprosisi kondisional hipotesis.

Contoh :

Jika es dipanaskan, es akan mencair
Es dipanaskan
Jadi, es mencair

Jika es tidak dipanaskan, es tidak akan mencair
Es tidak dipanaskan
Jadi, es tidak akan mencair

3.      Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.





Contoh:

Joe adalah seorang pendeta atau karyawan
Joe seorang pendeta
Jadi, Joe bukan seorang karyawan


Joe adalah seorang pendeta atau karyawan
Joe bukan seorang pendeta
Jadi, Joe seorang karyawan


4.      Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun dalam lisan.

Contoh:

Semua anak kecil adalah lugu
Andien adalah seorang anak kecil
Jadi, Andien adalah orang lugu

Semua sarjana adalah orang cerdas
Ali adalah seorang sarjana
Jadi, Ali adalah orang cerdas