Selasa, 08 Januari 2013

Penyandang Asma Rentan Depresi

Penyandang Asma Rentan Depresi


          Asma yang kita ketahui menyebabkan penderitanya kesulitan untuk bernafas, tetapi juga dapat menimbulkan gangguan psikologis. Menurut beberapa penelitian penderita asma 2 kali lebih besar berisiko terkena depresi atau ansietas (kecemasan). Pasalnya, ketika gangguan psikologi menerjang, kualitas kesehatan penyandang asma langsung merosot. Oleh karenanya, ada korelasi positif antara gangguan psikologi dengan kualitas hidup secara keseluruhan.

          Tidak hanya itu, ditemukan dari hasil penelitian para peneliti bahwa orang dewasa yang menyandang asma dan juga penyakit kroniklain, merokok, minum alkohol, atau dengan kondisi sosial ekonomi rendah, cenderung mengalami gangguan psikologi berat. Namun, salah satu peneliti mengatakan bahwa studi tersebut belum berhasil menyingkap apakah asma menyebabkan gangguan psikologi berat atau pengobatan asma yang memicu gangguan psikologi itu.

          Dengan demikian, asma yang memang sebagai salah satu penyakit kronik perlu dikelola dengan hati-hati oleh para penyandangnya, dan gangguan psikologi serius bisa masuk tatkala mereka sedang mengelola penyakitnya. Sehingga, baik asma maupun gangguan psikologi itu, harus dikelola dengan baik pula agar kualitas hidup secara keseluruhan tidak menurun.

Fakta dibalik si “Putih”

Fakta dibalik si “Putih”


          Mungkin tak banyak orang yang mengetahui tentang makanan putih, tapi tahukah kamu apakah makanan putih itu? Walaupun sering kita dengar bahwa makanan putih itu tidak baik untuk kesehatan, namun sebenarnya yang dimaksud dengan makanan putih adalah bahan-bahan makanan yang telah diproses, dihaluskan, dan mengandunbg karbohidrat jahat.

          Beberapa contoh dari makanan putih adalah tepung terigu, beras putih, pasta yang terbuat dari tepung terigu, roti putih, kraker, sereal, gula pasir, dan gandum yang telah dihaluskan. Semenjak pola diet rendah karbohidrat mulai dijalankan, belakangan nama dari makanan putih mulai meredup, apalagi semenjak para periset membuktikan bahwa makanan yang terbuat dari karbohidrat olahan dapat mempertinggi risiko obesitas dan diabetes.

          Bisa dibilang pada fase pengolahan, nutrisi dari bahan utama makanan putih akan kehilangan nutrisi yang dimilikinya sehingga makanan putih tersebut jauh dari kata sehat, tak hanya nutrisi bahkan kandungan serat yang ada di dalamnya akan ikut lenyap.

          Hal ini sangat berbanding terbalik dengan karbohidrat “baik” yang tidak mengalami pemrosesan. Karena kandungan yang terdapat dalam karbohidrat jauh lebih sempurna apalagi nilai nutrisinya juga cukup tinggi. Satu lagi si “putih’ yang harus kita waspadai yaitu gula. Karena selain bisa menambah bobot, gula juga dapat mengurangi nutrien penting lain di dalam tubuh. Itu sebabnya, kurangilah asupan gula karena gula tidak hanya dapat menanamkan kecanduan pada makanan manis, tetapi juga dapat memicu karang gigi, obesitas, diabetes dan penyakit jantung.

          Untuk memilki kesehatan optimal pihak yang sangat berperan penting demi terwujudnya hal tersebut adalah diri anda sendiri, sedikit perhatian akan membuat perbedaan yang sangat besar bagi kesehatan anda. Maka dari itu, marilah kita belajar untuk lebih peduli dengan kesehatan diri, demi masa depan yang lebih panjang dan optimal.