Tulisan
3 Teori Organisasi Umum
Kata Pengantar
Dengan
mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini tepat pada waktunya. Adapun
penyusunan tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan tugas Teori Organisasi Umum kelas 2KA31 di Universitas Gunadarma.
Saya selaku penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan saya sebagai penulis. Namun demikian, diharapkan agar
tulisan ini dapat memenuhi syarat yang diperlukan. Oleh karena itu, saya
sebagai penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca untuk lebih menyempurnakan tulisan ini.
Contoh perusahaan yang tidak
berkembang atau bangkrut
Tokyo - Raksasa
maskapai penerbangan Asia, Japan Airlines (JAL) akhirnya memutuskan
mendaftarkan kebangkrutan pada hari ini. JAL bangkrut dengan meninggalkan utang
sebesar US$ 16 miliar. Menurut sumber-sumber yang dikutip detikFinance, Selasa
(19/1/2010), manajemen sudah memutuskan untuk mendaftarkan kebangkrutan. Hingga
saat ini belum ada keterangan resmi dari manajemen JAL mengenai status perusahaan
transportasi udara dengan perolehan pendapatan terbesar di kawasan Asia
tersebut. Namun rencana JAL mendaftarkan kebangkrutan telah diindikasikan sejak
pekan lalu. Reuters melansir status kebangkrutan JAL akan didaftarkan antara
pukul 08.00 GMT hingga 08.00 GMT atau 15.00 WIB hingga 15.30 WIB. Kebangkrutan
JAL akan menjadi yang terbesar di Asia. Berdasarkan laporan keuangan JAL per 30
September 2009, posisi utang JAL tercatat sebesar 1,5 triliun yen, atau setara
dengan US$ 16 miliar. JAL juga berencana melakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK) atas 15 ribu karyawannya atau sepertiga dari total karyawan JAL sebanyak
47 ribu karyawan. Harga saham JAL pun kini diperdagangkan pada harga 5 Yen.
Sejak awal Januari 2010, harga saham JAL telah mengalami penurunan lebih dari
90%. Nilai kapitalisasi pasar JAL dengan harga saham terkini hanya sekitar US$
150 juta, lebih rendah dari Croatia Airlines dan Jazeera Airways. Obligasi JAL
juga diperdagangkan pada harga 27,8 cent dolar AS, anjlok tajam ketimbang
posisi akhir bulan lalu di level 70 cent dolar AS. Kebangkrutan JAL akan
membatalkan rencana pembelian 17 jet regional serta berpotensi menggugurkan
kontrak berjangka bahan bakar senilai US$ 440 juta.
Bangkrut, Japan Airlines Siap PHK 15.600 Karyawan
Tokyo - Japan Airlines (JAL) akhirnya mendaftarkan perlindungan kebangkrutan. Maskapai penerbangan terbesar Asia itu selanjutnya akan mem-PHK sepertiga karyawannya atau sekitar 15.600 orang.Spekulasi kebangkrutan JAL memang sudah lama mencuat. Namun manajemen baru secara resmi memproses perlindungan kebangkrutan pada Selasa (19/1/2010) petang. Kebangkrutan JAL ini menjadi kasus kebangkrutan dalam sejarah perekonomian Jepang. Seperti dikutip dari AFP, JAL memperkirakan total utangnya sekitar 2 triliun yen atau sekitar US$ 22 miliar atau hampir sepertiga dari cadangan devisa Indonesia. Data berbeda disampaikan kantor berita Reuters, yang melansir utang JAL mencapai US$ 16 miliar. Pemerintah Jepang selanjutnya akan menginjeksikan sekitar US$ 3,3 miliar dana ke JAL dalam rangka proses pemulihannya. Saham JAL selanjutnya akan dihapuskan pencatatannya dari Tokyo Stock Exchange pada 20 Februari 2010. Saham JAL sudah merosot tajam sejak isu kebangkrutannya mencuat. Saham JAL sempat menyentuh hanya 3 yen, sekaligus menggerus nilai pasarnya menjadi sekitar US$ 90 juta atau kurang dari harga sebuah pesawat jumbo. Meski sedang memproses kebangkrutan, namun JAL memastikan operasional penerbangannya tidak akan terganggu. JAL tercatat terbang melintas 217 bandara di 35 negara. Pada tahun lalu, JAL mengangkut 53 juta penumpang, dimana 41 juta diantaranya adalah rute domestik. Semenjak terjadinya serangan teroris 11 September 2001 ditambah wabah SARS dan flu burung, maskapai penerbangan terus menderita kerugian. Termasuk JAL yang kemudian mencetak kerugian besar sehingga harus mendapatkan utangan dari pemerintah.
Tokyo - Japan Airlines (JAL) akhirnya mendaftarkan perlindungan kebangkrutan. Maskapai penerbangan terbesar Asia itu selanjutnya akan mem-PHK sepertiga karyawannya atau sekitar 15.600 orang.Spekulasi kebangkrutan JAL memang sudah lama mencuat. Namun manajemen baru secara resmi memproses perlindungan kebangkrutan pada Selasa (19/1/2010) petang. Kebangkrutan JAL ini menjadi kasus kebangkrutan dalam sejarah perekonomian Jepang. Seperti dikutip dari AFP, JAL memperkirakan total utangnya sekitar 2 triliun yen atau sekitar US$ 22 miliar atau hampir sepertiga dari cadangan devisa Indonesia. Data berbeda disampaikan kantor berita Reuters, yang melansir utang JAL mencapai US$ 16 miliar. Pemerintah Jepang selanjutnya akan menginjeksikan sekitar US$ 3,3 miliar dana ke JAL dalam rangka proses pemulihannya. Saham JAL selanjutnya akan dihapuskan pencatatannya dari Tokyo Stock Exchange pada 20 Februari 2010. Saham JAL sudah merosot tajam sejak isu kebangkrutannya mencuat. Saham JAL sempat menyentuh hanya 3 yen, sekaligus menggerus nilai pasarnya menjadi sekitar US$ 90 juta atau kurang dari harga sebuah pesawat jumbo. Meski sedang memproses kebangkrutan, namun JAL memastikan operasional penerbangannya tidak akan terganggu. JAL tercatat terbang melintas 217 bandara di 35 negara. Pada tahun lalu, JAL mengangkut 53 juta penumpang, dimana 41 juta diantaranya adalah rute domestik. Semenjak terjadinya serangan teroris 11 September 2001 ditambah wabah SARS dan flu burung, maskapai penerbangan terus menderita kerugian. Termasuk JAL yang kemudian mencetak kerugian besar sehingga harus mendapatkan utangan dari pemerintah.
Kesimpulan
Setiap
pemimpin perusahaan tidak boleh bersikap egois dengan mementingkan diri sendiri
karena di perusahaan yang bekerja tidak hanya satu atau dua orang saja tetapi
ratusan bahkan ribuan sehingga jika seseorang pemimpin perusahaan bersikap
egois dengan tidak mementingkan kesejahteraan bawahannya sehingga karyawan pun
dapat mentotaliskan kerjanya untuk perusahaan sehingga perusahaan pun tidak
akan mengalami kebangkrutan atau pailit. Bukan hanya didalam perusahaan saja
tetapi factor eksternal seperti kerjasama dengan perusahaan lain itu sangat
menguntungkan karena tanpa kerjasama yang baik maka perusahaan pun akan sulit
untuk berkembang apalagi go public.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar